Elon Musk Lewat SpaceX Beli Spektrum Rp276 Triliun untuk Jaringan Seluler
SpaceX dilaporkan telah mengakuisisi spektrum nirkabel senilai Rp 276 triliun dari EchoStar.
Perusahaan antariksa yang dimiliki oleh Elon Musk, SpaceX, dilaporkan telah menyelesaikan kesepakatan besar senilai USD 17 miliar atau sekitar Rp 279 triliun untuk memperoleh spektrum nirkabel.
Kesepakatan ini memunculkan banyak pertanyaan mengenai arah baru yang akan diambil oleh SpaceX dalam industri telekomunikasi.
Mengutip dari Gizmodo pada Kamis (18/9), The Washington Post melaporkan bahwa spektrum tersebut dibeli dari perusahaan komunikasi satelit EchoStar.
Banyak pihak berspekulasi bahwa pembelian ini merupakan bagian dari strategi SpaceX untuk membangun jaringan seluler 5G berbasis satelit melalui Starlink, yang merupakan produk mereka sendiri.
Sebelumnya, SpaceX telah menjalin kerja sama dengan operator lain, seperti T-Mobile, untuk memperluas cakupan sinyal di daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Namun, langkah untuk membeli spektrum dalam jumlah besar ini bisa menjadi indikasi bahwa SpaceX sedang mempertimbangkan untuk mengubah model bisnisnya.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya ingin bermitra, tetapi juga berpotensi untuk menjadi pemain utama yang mandiri dalam pasar telekomunikasi.
Elon Musk memiliki visi untuk melakukan streaming video
Elon Musk tidak membantah berita yang telah banyak dibicarakan oleh publik.
Dalam sebuah episode All-In Podcast, ia mengonfirmasi bahwa spektrum baru yang telah dibeli oleh SpaceX akan digunakan untuk menyediakan "konektivitas berkecepatan tinggi" langsung dari satelit ke ponsel pengguna.
"Efeknya adalah Anda seharusnya bisa menonton video di mana saja di ponsel," ungkap Musk.
Selain itu, kabar yang beredar menyebutkan bahwa perusahaan juga akan segera memperkenalkan layanan panggilan suara. Musk menambahkan bahwa layanan streaming video di ponsel ditargetkan dapat tersedia dalam dua tahun ke depan.
Strategi Persaingan: Membangun Sendiri atau Mengakuisisi Operator?
Ketika Elon Musk ditanya mengenai kemungkinan SpaceX bersaing langsung dengan perusahaan telekomunikasi besar seperti AT&T, T-Mobile, dan Verizon, jawabannya mengejutkan banyak orang. Musk menyatakan bahwa tidak menutup kemungkinan perusahaannya akan membeli salah satu operator besar di masa depan.
"Itu bukan hal yang mustahil," ungkap Musk.
Saat ini, layanan Starlink masih menghadapi beberapa kendala, terutama terkait dengan spektrum yang digunakan.
Hal ini berdampak pada kemampuannya untuk menjangkau area perkotaan yang padat, di mana operator besar memiliki keunggulan karena telah lama membangun infrastruktur yang handal.
Oleh karena itu, mengakuisisi perusahaan yang sudah mapan bisa menjadi langkah strategis bagi Musk untuk memperluas jangkauan bisnisnya di sektor telekomunikasi.
Potensi lampu hijau yang berasal dari regulator
Jika SpaceX benar-benar berniat untuk menjadi salah satu operator seluler utama, tampaknya regulasi yang ada di bawah pemerintahan saat ini tidak akan menjadi halangan yang signifikan.
Hal ini terlihat dari sikap Komisi Komunikasi Federal (FCC), yang merupakan lembaga pengatur utama untuk sektor telekomunikasi di Amerika Serikat.
Salah satu pemimpin FCC, Brendan Carr, bahkan secara terbuka memberikan dukungan terhadap rencana SpaceX.
Ia mengungkapkan bahwa akuisisi spektrum yang mencapai miliaran dolar tersebut dapat menjadi "game changer" atau pengubah permainan bagi sektor jaringan seluler.
Dukungan dari lembaga pengatur tertinggi ini muncul di tengah beredarnya rumor mengenai rencana besar yang dimiliki oleh SpaceX.
TEBAK SKOR BOLA BERHADIAH UANG 1.5 JUTA RUPIAH , KLIK DISINI !!!