Mengapa Jumlah SPKLU di Indonesia Tumbuh Melesat?
Jumlah SPKLU melesat seiring peningkatan signifikan kendaraan listrik di Indonesia yang juga didukung oleh upaya aktif pihak swasta dan pelaku industri.
Seiring meningkatnya kesadaran publik mengenai transportasi yang ramah lingkungan, di masa depan, kendaraan listrik digadang-gadang bakal memenuhi jalanan. Untuk menunjang hal itu, pemerintah Indonesia sendiri menargetkan 63 ribu Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) bakal terpasang pada 2030, mengimbangi jumlah kendaraan listrik yang diprediksi mencapai satu juta unit pada tahun yang sama.
Per Maret 2025, tercatat ada 3.558 unit SPKLU, tersebar di 2.412 titik se-Indonesia. Mengingat tahun 2030 hanya tinggal lima tahun lagi, ikhtiar mewujudkan 63 ribu SPKLU mesti diupayakan banyak pihak.
Salah satu dukungan terhadap target pemerintah ditunjukan oleh Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo). Perkumpulan ini saban tahun rutin menyelenggarakan Periklindo Electric Vehicle Show. Dalam kegiatan tersebut, banyak peserta menawarkan produk mereka untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, salah satunya charging station.
“Periklindo juga turut aktif menjalin diskusi dengan stakeholders lain dalam meningkatkan pemerataan charging station di seluruh Indonesia,” ungkap Wakil Ketua Umum Bidang Humas Periklindo, Achmad Rofiqi, kepada reporter Tirto, Jumat (4/7).
Rofiqi menyebut saat ini lanskap industri kendaraan listrik di Indonesia masih berada di tahap awal, sehingga jumlah populasi kendaraan listrik belum dominan. Meski demikian, tingkat pertumbuhan mobil listrik di Indonesia terbilang menggembirakan.
Laman goodstats.id mencatat, jumlah mobil listrik di Indonesia pada tahun 2020 hanya 125 unit. Empat tahun kemudian, tepatnya pada Agustus 2024, jumlahnya meroket hingga 68.695 unit, meningkat 54.856%. Hal yang sama berlaku bagi motor listrik. Sebermula hanya 3.325 unit pada 2020, kemudian melesat hingga 4.984% menjadi 167.864 unit pada Agustus 2024.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan, sepanjang empat bulan pertama tahun 2025 jumlah penjualan mobil listrik dari pabrik ke dealer (wholesales) mencapai 23.953 unit. Pada 2025, jumlah kendaraan listrik di Indonesia diprediksi mencapai 98 ribu unit. Dengan jumlah sebanyak itu, peran SPKLU bakal semakin vital.
“Pemerintah sangat gencar meningkatkan jumlah SPKLU dan pihak swasta juga mulai banyak berinvestasi membangun SPKLU di rest area, gedung perkantoran, bahkan residensial. Ini menjadi solusi untuk meningkatkan jumlah SPKLU,” ungkap Rofiqi.
Rofiqi menambahkan, adanya Kepmen ESDM 24.K/2025 turut membantu meningkatkan jumlah SPKLU di Indonesia. Agar sebaran SPKLU merata, peraturan itu mewajibkan Badan usaha yang mengajukan perizinan membangun SPKLU untuk mematuhi ketentuan berikut:
Rasio 5:1 wilayah padat Jabodetabek. Setiap pembangunan 5 SPKLU di Jabodetabek wajib membangun 1 SPKLU di wilayah non-padat di luar ibu kota provinsi;
Rasio 12:1 wilayah padat luar Jabodetabek. Setiap pembangunan 12 SPKLU di luar Jabodetabek dan ibu kota provinsi wajib membangun 1 SPKLU di wilayah non-padat.
“Aturan itu akan meningkatkan jumlah SPKLU nasional secara signifikan,” tambah Rofiqi.
Seiring bertambahnya jumlah kendaraan listrik, jumlah SPKLU juga meningkat, terutama di jalur-jalur strategis yang kerap dipadati kendaraan pada saat liburan panjang. Di jalur trans Sumatera-Jawa, misalnya, pada musim mudik 2025 tersedia 1.000 unit SPKLU, terpasang di 615 titik. Dengan jarak satu SPKLU dengan SPKLU lainnya rata-rata 22 kilometer, hal ini memberi kenyamanan dan keleluasaan bagi para pengendara kendaraan listrik.
"Ini pertama kalinya saya mudik pakai mobil listrik. Keberadaan SPKLU sepanjang jalur mudik sangat membantu. Setiap kali daya hampir habis, saya mudah menemukan lokasi pengisian yang dekat dan berfungsi dengan baik. Saya lebih tenang karena semua SPKLU siap digunakan,” ungkap Rina asal Semarang yang melakukan perjalanan mudiknya ke Serang.
Kesan yang sama dialami Sandy, pemudik asal Pontianak yang pulang kampung ke Sintang, Kalimantan Barat. Dulu Sandy sempat ragu buat mudik pakai mobil listrik. Ia takut kehabisan daya di jalan, sedangkan jarak yang ditempuh paling tidak sejauh 321 kilometer.
“Namun, dengan banyaknya SPKLU sekarang, perjalanan jadi lebih tenang dan nyaman,” ungkap Sandy saat mengisi daya mobilnya di salah satu SPKLU di Pontianak.
TEBAK SKOR GRATIS BERHADIAH UANG 1.5 JUTA RUPIAH , KLIK DISINI !!!

