Fadli Zon Sebut Kamus Sejarah Banyak Tonjolkan Tokoh PKI, Puan Minta Hargai Fakta Sejarah
Puan menekankan pentingnya menghormati fakta sejarah yang pernah disampaikan Presiden ke-3 RI Burhanuddin Jusuf (BJ) Habibie pasca-reformasi 1998.
Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP, Puan Maharani merespons pernyataan kontroversial Menteri Kebudayaan Fadli Zon bahwa kamus sejarah selama ini lebih banyak menonjolkan tokoh-tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI).
Puan menekankan pentingnya menghormati fakta sejarah yang pernah disampaikan Presiden ke-3 RI Burhanuddin Jusuf (BJ) Habibie pasca-reformasi 1998. Dia menegaskan, pemerintah seharusnya berpijak pada data dan peristiwa nyata, bukan menggiring sejarah sesuai kepentingan kekuasaan.
"Kita berpegang saja pada fakta sejarah tahun 1998, di mana waktu itu Presiden Habibie kan dalam pidatonya menyatakan bahwa ada fakta sejarah yang dalam poin-poinnya itu disampaikan apa-apa, saya juga tidak hafal secara detail. Ya coba kita buka fakta-fakta sejarah itu, kita kaji kembali, kita lihat kembali," kata Puan kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (3/7).
Puan mengingatkan Fadli Zon bahwa pernyataan seorang presiden soal sejarah bukan hal remeh, melainkan bagian dari memori kolektif bangsa yang harus dihormati.
"Karena kan banyak ahli-ahli sejarah yang menyatakan kita harus menyatakan namanya fakta sejarah, apalagi disampaikan oleh seorang presiden, artinya kan itu suatu fakta sejarah yang harus kita akui dan kita hormati," ujarnya.
"Jadi, jangan sampai fakta-fakta sejarah kemudian tidak dihargai dan dihormati," sambungnya.
Saat ditanya soal sikap Fadli Zon yang tetap ngotot melanjutkan proyek penulisan ulang sejarah nasional, Puan memilih untuk melihat dinamika yang terjadi. Dia meminta publik menunggu langkah Komisi X DPR dan Kementerian Kebudayaan untuk melihat arah kebijakan lebih lanjut.
"Ya coba nanti Kementerian Budaya dan Komisi X kita lihat proses selanjutnya bagaimana," pungkasnya.
Fadli Zon Protes Sejarah Tonjolkan Tokoh PKI
Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan kamus sejarah Indonesia yang dibuat pemerintahan periode sebelum Presiden Prabowo Subianto, lebih banyak menonjolkan tokoh-tokoh PKI.
"Saya yang termasuk memportes sebagai anggota DPR. Malah tokoh-tokoh Partai Komunis Indonesia lebih banyak ditonjolkan. Itu bisa dibuktikan. Dan akhirnya direvisi," kata Fadli Zon dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR, Rabu (2/7).
Penjelasan Fadli Zon ini merespons desakan dari sejumlah anggota-anggota Komisi X DPR, agar penulisan ulang sejarah Indonesia dihentikan karena menjadi polemik. Menurut Fadli Zon, penulisan ulang sejarah Indonesia ini bukan hal baru, tetapi program lanjutan.
"Pada periode lalu dibuat juga Kamus Sejarah. Agak bermasalah kamus sejarah itu. Dan akhirnya diprotes. Karena di dalam kamus sejarah, tokoh sekaliber Hasyim Asyari tidak masuk," pungkas Fadli Zon.
TEBAK SKOR GRATIS BERHADIAH UANG 1.5 JUTA RUPIAH , KLIK DISINI !!!