Tawuran Pelajar di Terminal Tunjung Teja Serang, 1 Orang Tewas dan 2 Ditangkap
SERANG - Tawuran antar pelajar pecah di Terminal Tunjung Teja, Kecamatan Tunjung Teja, Kabupaten Serang, pada Senin, 13 Januari 2025. Peristiwa tragis ini mengakibatkan satu pelajar tewas akibat luka bacok, sementara dua pelajar lainnya telah diamankan oleh pihak kepolisian.
Peristiwa bermula dari saling ejek di media sosial antara siswa SMKN Warunggunung, Kabupaten Lebak, dan SMA Negeri Cikeusal, Kabupaten Serang. Konflik tersebut memanas hingga berujung pada kesepakatan untuk bertemu dan berduel di Terminal Tunjung Teja.
Ketika kedua kelompok pelajar bertemu, SD (18) dari Desa Selaraja, Kecamatan Warunggunung, dan RA (17) dari Desa Girimukti, Kecamatan Cimarga, membawa senjata tajam berupa cerulit. Di sisi lain, ACM (17) dari SMA Negeri Cikeusal, yang menjadi korban, awalnya tampak ragu dan mencoba menghindar. Namun, SD dan RA terus mengejarnya hingga akhirnya RA berhasil menyabetkan cerulit ke kepala dan tubuh ACM. Korban terkapar dan segera dibawa ke Puskesmas oleh teman-temannya, tetapi nyawanya tidak tertolong.
"Awalnya hanya saling ejek di media sosial, hingga akhirnya terjadi kesepakatan untuk duel. Korban ACM (17) meninggal dunia akibat luka bacok," ujar Kasatreskrim Polres Serang, AKP Andi Kurniady, Sabtu (18/1/2025).
Proses Penangkapan Pelaku Penyelidikan segera dilakukan oleh pihak kepolisian setelah kejadian tersebut. Dalam waktu singkat, dua pelaku berhasil ditangkap di kediaman masing-masing.
"Tersangka SD ditangkap di daerah Warunggunung sekitar pukul 09.00 WIB, sementara RA ditangkap di Desa Girimukti, Cimarga sekitar pukul 01.30 WIB," jelas AKP Andi.
Sanksi Hukum Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kedua pelaku dijerat dengan Pasal 80 ayat (3) UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, serta Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Darurat No. 12 Tahun 1951. Ancaman hukuman bagi keduanya mencapai 15 tahun penjara dan/atau denda sebesar Rp3 miliar.
Evaluasi untuk Pencegahan Tawuran Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan terhadap aktivitas pelajar, baik di dunia nyata maupun media sosial. Pemerintah, sekolah, dan orang tua diharapkan dapat bekerja sama untuk mencegah terjadinya aksi kekerasan serupa di masa mendatang. Edukasi mengenai penyelesaian konflik secara damai juga perlu ditingkatkan guna menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi generasi muda.