Patrick Kluivert Siap Coret 4 Anak Emas Shin Tae-yong dari Timnas Indonesia?
Patrick Kluivert, pelatih baru Timnas Indonesia, kabarnya berpotensi mencoret empat pemain yang sebelumnya menjadi andalan Shin Tae-yong. Penyebabnya, selain jarang tampil, performa mereka saat bermain di klub masing-masing dinilai belum memuaskan.
Siapa saja pemain yang dimaksud? Mereka adalah Nathan Tjoe A-On, Justin Hubner, Marselino Ferdinan, dan Rafael Struick. Dalam konferensi pers perkenalannya sebagai pelatih Timnas Indonesia, Kluivert memberikan peringatan keras kepada para pemain agar lebih selektif dalam memilih klub.
Menurut Kluivert, salah memilih klub bisa menyebabkan kurangnya menit bermain. Tanpa menit bermain, para pemain akan kehilangan kebugaran pertandingan (match fitness), yang otomatis dapat mengurangi peluang mereka tampil di Timnas.
1. Ultimatum Patrick Kluivert
“Hati-hati dalam memilih klub dan utamakan menit bermain. Jika Anda tidak punya menit bermain di tim, berarti Anda tidak punya match fitness,” ujar Patrick Kluivert dalam acara perkenalannya di Jakarta.
Pendekatan ini cukup berbeda dengan Shin Tae-yong, yang sebelumnya masih memberikan kesempatan kepada pemain-pemain yang jarang tampil di klub. Namun, dengan filosofi baru ini, beberapa pemain kini berada dalam posisi terancam.
Nathan Tjoe A-On, misalnya, musim ini baru tampil tiga kali untuk Swansea City. Bahkan, penampilan terakhirnya terjadi pada 28 Agustus 2024, yang berarti dia sudah lima bulan tidak turun ke lapangan.
Marselino Ferdinan juga berada dalam situasi yang sulit. Dia hanya bermain sekali untuk Oxford United musim ini, itu pun hanya selama delapan menit. Sementara itu, bek muda Justin Hubner baru tiga kali tampil bersama Wolverhampton Wanderers U-21 sepanjang musim ini.
2. Rafael Struick Mandul
Kondisi berbeda dialami Rafael Struick. Secara menit bermain, Struick lebih unggul dibandingkan tiga nama sebelumnya. Bersama Brisbane Roar, Struick cukup sering diturunkan dan sudah tampil sebanyak 20 kali sejak memulai karier profesionalnya pada 2022. Namun, produktivitas golnya sangat minim, dengan hanya mencetak satu gol di level klub.
Hal yang sama terjadi di Timnas Indonesia. Struick telah bermain dalam 22 pertandingan internasional, tetapi hanya menyumbang satu gol. Meski tenaganya kerap dimanfaatkan Shin Tae-yong sebagai penyerang yang membuka ruang, Patrick Kluivert tampaknya lebih condong menggunakan striker bertipe bomber yang haus gol, bukan sekadar pembuka ruang seperti Struick.
Penutup
Pendekatan Patrick Kluivert yang mengutamakan kebugaran pertandingan dan menit bermain di klub membawa tantangan baru bagi para pemain Timnas Indonesia. Dengan filosofi berbeda dari Shin Tae-yong, para pemain kini dituntut tampil maksimal di klub masing-masing agar bisa terus berseragam Garuda. Akankah mereka mampu menjawab tantangan ini?