Pesantren Kini Jadi Pusat Inovasi dan Ekonomi Umat, Menag Ungkap Peran Pentingnya
Menteri Agama meyakini Pesantren akan bertransformasi menjadi pusat inovasi dan ekonomi umat. Temukan bagaimana lembaga pendidikan ini menjadi ekosistem besar pembangunan nasional!
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar baru-baru ini menyatakan keyakinannya bahwa lembaga pendidikan pesantren akan bertransformasi menjadi pusat inovasi dan pemberdayaan ekonomi umat. Pernyataan penting ini disampaikan dalam momen puncak peringatan Hari Santri yang berlangsung meriah di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, pada tanggal 25 Oktober.
Transformasi ini didorong kuat oleh rencana pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren di Kementerian Agama, sebuah langkah strategis untuk memperkuat peran serta kontribusi pesantren. Kemenag berkomitmen penuh untuk mendukung pengembangan lembaga pendidikan Islam ini.
Langkah ini sekaligus menunjukkan perhatian serius pemerintah terhadap pesantren sebagai salah satu pilar utama dalam pembangunan sumber daya manusia. Pesantren diharapkan menjadi ekosistem besar yang berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.
Transformasi Pesantren: Dari Pusat Ilmu Menuju Inovasi dan Ekonomi Umat
Menag Nasaruddin Umar menekankan bahwa ini adalah "wajah baru pesantren Indonesia". Menurutnya, pesantren tidak lagi hanya berfokus pada ilmu dan dakwah semata, melainkan juga menjadi motor penggerak inovasi serta pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Visi ini membuka peluang besar bagi pengembangan potensi santri dan komunitas pesantren.
Data Kementerian Agama mencatat angka yang signifikan, yaitu 42.369 pesantren yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara, dengan jutaan santri yang menuntut ilmu hingga tahun 2025. Angka ini menunjukkan betapa masifnya ekosistem pesantren dalam struktur sosial dan pendidikan Indonesia.
"Ini bukan sekadar angka, melainkan bukti betapa pesantren telah menjadi ekosistem besar pembangunan manusia Indonesia seutuhnya," ujar Menag. Pernyataan ini menegaskan posisi strategis pesantren sebagai lembaga yang membentuk karakter dan kompetensi generasi muda.
Ditjen Pesantren: Penguatan Tata Kelola dan Pelayanan Negara
Dalam kesempatan tersebut, Imam Besar Masjid Istiqlal ini juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Presiden Prabowo atas perhatian serta keberpihakannya terhadap dunia pesantren. Dukungan pemerintah ini menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi transformasi.
Menag menegaskan bahwa pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren merupakan sebuah amanah besar yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab. Amanah ini diharapkan mampu memperkuat tata kelola serta meningkatkan kualitas pelayanan pemerintah terhadap seluruh pesantren di Indonesia.
"Kami berkomitmen, dengan terbentuknya Direktorat Jenderal Pesantren, layanan negara bagi pesantren akan semakin cepat, tepat, dan berdampak," tegas Menag. Hal ini menunjukkan keseriusan Kemenag dalam memberikan dukungan optimal bagi pengembangan lembaga pendidikan Islam tersebut.
Program Kesejahteraan Santri: Cek Kesehatan dan Makan Bergizi Gratis
Selain aspek tata kelola dan inovasi, Menag juga menyoroti peran Kementerian Agama dalam mendukung kesejahteraan para santri. Berbagai program sosial dari pemerintah telah dirancang khusus untuk memastikan santri mendapatkan fasilitas yang memadai.
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah dua contoh nyata yang manfaatnya telah dirasakan oleh jutaan santri di berbagai pesantren. Inisiatif ini bertujuan untuk menjaga kesehatan dan nutrisi santri agar dapat belajar dengan optimal.
"Program-program ini menunjukkan bagaimana negara hadir untuk memastikan santri tumbuh sehat, kuat, dan bersemangat dalam menuntut ilmu serta berkontribusi bagi bangsa," pungkas Menag. Ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan generasi penerus.
NONTON PERTANDINGAN BOLA GRATIS , KLIK DISINI !!!

