Header Ads

Header ADS

Waspada! BMKG Prediksi Gelombang 4 Meter di Perairan NTT hingga 17 September 2025, Nelayan Diminta Siaga

 


BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang 4 meter di perairan NTT hingga 17 September 2025. Waspadai kondisi laut ekstrem ini dan dampaknya bagi pelayaran!


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi gelombang tinggi di perairan Nusa Tenggara Timur (NTT). Masyarakat dan pemangku kepentingan diimbau untuk mewaspadai gelombang yang diperkirakan mencapai ketinggian hingga 4 meter. Peringatan ini berlaku efektif mulai tanggal 14 hingga 17 September 2025, mencakup beberapa wilayah laut penting.


Kepala Stasiun Meteorologi Maritim BMKG Kupang, Yandri Anderudson Tungga, menjelaskan bahwa beberapa area perairan akan terdampak signifikan. Wilayah-wilayah tersebut meliputi Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, serta perairan selatan Sumba. Selain itu, perairan utara dan selatan Sabu-Raijua juga masuk dalam daftar kawasan yang perlu diwaspadai secara khusus.


Peningkatan tinggi gelombang laut ini dipicu oleh pola angin yang bergerak dari timur ke selatan dengan kecepatan cukup tinggi. Kecepatan angin yang teramati berkisar antara 6 hingga 25 knot, berpotensi secara langsung memengaruhi kondisi laut. Kondisi cuaca ekstrem ini dapat menimbulkan risiko serius bagi aktivitas pelayaran dan masyarakat pesisir di seluruh NTT.


Penyebab Peningkatan Gelombang Tinggi di NTT

Secara sinoptik, pola angin di wilayah Nusa Tenggara Timur menunjukkan pergerakan yang konsisten dari timur ke selatan. Kecepatan angin yang terpantau bervariasi, namun umumnya berkisar antara 6 hingga 25 knot. Pola angin yang kuat ini menjadi faktor pendorong utama di balik potensi peningkatan tinggi gelombang laut di berbagai area perairan.


Kecepatan angin tertinggi secara spesifik terpantau di beberapa lokasi perairan yang krusial. Area tersebut mencakup Selat Sape bagian selatan, Selat Alor, dan perairan selatan Alor-Pantar. Selain itu, Selat Sumba dan Laut Sawu juga menunjukkan kecepatan angin yang signifikan, berkontribusi pada kondisi laut yang tidak stabil.


Lebih lanjut, perairan selatan Sumba, perairan Sabu-Raijua, serta perairan utara Kupang-Rote juga mengalami peningkatan kecepatan angin. Selat Pukuafu dan perairan selatan Timor-Rote turut menjadi wilayah dengan kecepatan angin tinggi. "Kecepatan angin ini berpotensi meningkatkan tinggi gelombang laut di wilayah perairan tersebut," ujar Yandri, menekankan pentingnya kewaspadaan.


Imbauan Keselamatan untuk Berbagai Jenis Kapal

Merespons potensi bahaya ini, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang komprehensif. Imbauan keselamatan ini ditujukan kepada seluruh pemangku kepentingan maritim dan masyarakat yang beraktivitas di wilayah pesisir. Peringatan tersebut berlaku selama empat hari, yakni dari Minggu, 14 September, hingga Rabu, 17 September 2025.


Bagi para pengguna perahu nelayan, kewaspadaan ekstra sangat ditekankan dalam periode ini. Mereka disarankan untuk tidak melaut atau sangat berhati-hati apabila kecepatan angin di perairan mencapai 15 knot. Selain itu, tinggi gelombang 1,25 meter juga menjadi indikator batas aman yang perlu diperhatikan secara serius oleh nelayan.


Operator kapal tongkang juga diminta untuk meningkatkan kesiagaan mereka terhadap kondisi cuaca ekstrem ini. Mereka harus siap mengambil tindakan pencegahan jika kecepatan angin mencapai 16 knot. Batas tinggi gelombang 1,5 meter juga merupakan patokan penting yang harus diwaspadai demi keselamatan operasional kapal tongkang.


Sementara itu, pengguna kapal ferry juga tidak luput dari perhatian serius BMKG terkait keselamatan pelayaran. Yandri menegaskan agar operator kapal ferry waspada apabila kecepatan angin mencapai 21 knot. Potensi tinggi gelombang hingga 2,5 meter dapat membahayakan stabilitas dan operasional kapal ferry, sehingga mitigasi risiko sangat diperlukan.


TEBAK SKOR BOLA BERHADIAH UANG 1.5 JUTA RUPIAH , KLIK DISINI !!!



Diberdayakan oleh Blogger.