Sensor Pemantau Senilai Rp1,5 Miliar Gunung Kelud Dicuri, Pemantauan Vulkanik Terancam Lumpuh
Perangkat yang hilang mencakup GNSS Leica GR30 dan Seismik Broadband Certimus, lengkap dengan kabel-kabel pendukungnya.
Sistem pemantauan aktivitas vulkanik di Gunung Kelud, Jawa Timur, mengalami gangguan serius setelah sejumlah perangkat penting dilaporkan hilang akibat pencurian. Peristiwa ini bukan hanya menimbulkan kerugian material ditaksir mencapai Rp1,5 miliar, tetapi juga mengancam kelangsungan pemantauan gunung berapi aktif tersebut.
Petugas pemantauan Gunung Kelud, Budi Prianto mengungkapkan bahwa perangkat yang hilang mencakup GNSS Leica GR30 dan Seismik Broadband Certimus, lengkap dengan kabel-kabel pendukungnya. Selain itu, turut raib kabel grounding, penangkal petir, kabel panel surya, enam unit baterai Accu Panasonic LC-P1275NA, serta Switch Hub Moxa.
Kronologi Sensor Hilang
Awalnya, gangguan sistem dianggap sebagai kendala teknis biasa. Data pemantauan tidak terkirim dan petugas menduga penyebabnya adalah aki lemah, sambaran petir, atau gangguan vegetasi. Namun saat dilakukan pemeriksaan langsung ke lokasi pemantauan di sisi selatan Gunung Kelud, petugas menemukan bahwa perangkat telah hilang, hanya menyisakan kabel-kabel berserakan.
"Awalnya kami kira hanya gangguan biasa, ternyata alatnya sudah tidak ada,” ujar Budi.
Perangkat tersebut sebelumnya ditempatkan di sebuah bangunan kecil berukuran sekitar 1,5 meter persegi, dikelilingi pagar 5x3 meter, lengkap dengan rambu larangan dan ancaman denda bagi pihak yang merusak atau mengganggu alat.
Kejadian ini telah dilaporkan ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dan pihak pengelola berencana melanjutkan laporan ke kepolisian.
Penyelidikan Polisi
Kasi Humas Polres Blitar, Ipda Putut Siswahyudi membenarkan bahwa perangkat milik Badan Geologi tersebut diketahui hilang pada Senin (8/9) sekitar pukul 11.00 WIB. Lokasi kejadian berada di kawasan hutan Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
Putut menjelaskan bahwa awalnya petugas mendeteksi gangguan pada sensor GPS, alat kegempaan, dan sistem transmisi radio. Dugaan awal mengarah pada kerusakan akibat sambaran petir. Namun, saat dilakukan pemeriksaan di Stasiun Jera, ditemukan bahwa pintu bangunan tempat alat disimpan telah terbuka, engsel pintu rusak, dan sejumlah perangkat telah hilang.
“Awalnya dikira rusak karena petir, tapi saat dicek ternyata alatnya sudah tidak ada,” kata Putut.
Penyelidikan kini tengah dilakukan kepolisian untuk mengungkap pelaku pencurian dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
TEBAK SKOR BOLA BERHADIAH UANG 1.5 JUTA RUPIAH , KLIK DISINI !!!