Header Ads

Header ADS

Kapok Makan MBG, 840 Siswa di Cipongkor Tumbang Minta Program Disetop Saja

 


Setelah merasakan sekolah gejala keracunan yang bikin tubuhnya payah, mulai dari pusing, sakit ulu hati, sampai muntah-muntah.


Marwa Mu'nisah, terbaring lemas di kasur darurat dengan jarum infus tertancap di lengan kirinya. Ia merupakan salah satu siswi dari MA Syarif Hidayatullah, Neglasari, Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, yang diduga keracunan usai santap sajian Makan Bergizi Gratis (MBG), pada Rabu (24/9).


Di atas ranjang darurat yang digelar petugas kesehatan di Posko Kecamatan Cipongkor, remaja 17 tahun itu tak melihat ada kejanggalan pada menu MBG yang terdiri dari ayam, tahu goreng, sambal, sayuran dan buah strawberry itu. Marwa bahkan mengaku lahap menyantapnya sampai sajian itu tak bersisa.


"Enggak ada yang aneh, makanannya habis," sebutnya lirih.


Namun, setelah merasakan sekolah gejala keracunan yang bikin tubuhnya payah, mulai dari pusing, sakit ulu hati, sampai muntah-muntah, Marwa ogah menyantap lagi sajian MBG.


"Kapok, karena udah kerasa udah ada sakit kaya gini, jadi kapok," ucapnya.


Ayu Hamsiah (24), kakak Marwa, menjelaskan adiknya tak lantas mengalami gejala parah usai menyantap MBG di sekolah. Kendati begitu, banyak teman-teman adiknya yang kontan muntah-muntah hebat di sekolah.


"Kalau adik saya awalnya cuma merasa pusing, mukanya sudah merah-merah sudah saja awalnya dibawa dulu ke rumah," kata dia.


Gejala Kian Parah

Namun, menjelang magrib, apa yang dikhawatirkan Ayu justru terjadi. Alih-alih pusing adiknya itu mereda, gejala yang dialami Marwa kian parah.


"Di rumah awalnya enggak parah, cuman pas magrib emang muntah terus-terusan, perutnya panas, ulu hati sakit, pusing udah jelas. Enggak terasa sesak. Cuman memang muntah terus-terusan," jelas dia.


Karena kondisi tersebut, ia dan keluarga pun lekas membawa Marwa ke Posko Cipongkor. Mereka tiba di lokasi pada sekitar pukul 19.00 Wib.


"Langsung diperiksa secara keseluruhan, tensinya, tekanan darah kaya gitu. Setelah di depan ditangani langsung dibawa ke sini agar langsung diinfus karena anaknya sudah lemas, terus kan kerasanya mual banget. Jadi langsung diinfus dikasih obat ke dalam infusan langsung disuntikin," jelas Ayu.


Atas kondisi yang dialami adiknya, Ayu berpandangan bahwa sebaiknya program MBG dihentikan. Atau, setidaknya, dicari solusi yang bisa dipastikan dapat aman bagi anak-anak sekolah.


"Karena memang takut. Seberapa pun pihak dapurnya menyiapkan dapurnya secara higienis, ternyata tetap ada kekurangan, ada masalah, karena kan, pasti tidak mungkin kan pihak dapur itu membuat makanan agar anak-anak itu keracunan. Jadi mungkin ada kekurangan," ungkap dia.


"Entah itu dari segi pencucian tempat makan kah yang salahnya, atau pengemasan makanan itu sudah dari malam disimpan di stainless, ditumpuk terus dibawa pakai boks dan kepanasan, sehingga menyebabkan mungkin keracunan itu. Kalau misalkan menurut saran mah, mending berhenti saja. Dicari alternatif lain biar lebih aman anak-anaknya," imbuhnya.


840 Siswa Tumbang

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, belum dapat menyimpulkan penyebab pasti santapan MBG dapat memicu keracunan sebanyak 840 siswa lebih sejak Senin (22/9) hingga Rabu (24/9).


Plt. Kadinkes Bandung Barat, Lia N Sukandar, mengatakan pihaknya telah mengambil sampel muntahan siswa yang terpapar, baik untuk kejadian pada Senin (22/9) maupun yang belakangan pada Rabu (24/9).


Pihaknya tak menampik bahwa dari sampel paket makanan itu ayam yang terlaporkan bau serta buah yang telah berbelatung. Namun, Lia enggan menyimpulkan mengapa kondisi tersebut terjadi pada varian menu MBG itu, sebelum hasil pengujian di laboratorium keluar.


"Mungkin kita belum bisa berasumsi apapun ya. Jadi pada intinya kami semua menunggu hasil laboratoriumnya," ucapnya, di Kecamatan Cipongkor, Rabu (24/9).


TEBAK SKOR BOLA BERHADIAH UANG 1.5 JUTA RUPIAH , KLIK DISINI !!!



Diberdayakan oleh Blogger.