Anaknya Diduga Keracunan MBG, Ortu: Kecewa, Lebih Baik Bawa Makan Sendiri
6 siswa dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Tuban diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi nasi goreng MBG.
6 siswa dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Palang, Tuban, Jawa Timur, diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi nasi goreng yang disajikan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Mereka menunjukkan gejala seperti pusing, mual, dan muntah darah. Meskipun sempat mendapatkan perawatan di Puskesmas terdekat, kondisi mereka yang memburuk memaksa untuk segera dibawa ke RSUD dr. Koesma Tuban, di mana salah satu siswi harus dirawat intensif di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
"Masih dirawat, tadi katanya muntah ada darahnya," ungkap Juharti, ibu dari salah satu pelajar yang dirawat di rumah sakit pada Rabu (24/9).
Ia mengaku merasa panik saat menerima informasi dari pihak sekolah bahwa anaknya harus dirawat di rumah sakit karena diduga mengalami keracunan makanan akibat MBG.
"Kondisi anak masih lemas. Tadi saya dikabari pihak sekolah, langsung panik," tambahnya.
Juharti juga menyatakan kekecewaannya terhadap program MBG di SMKN Palang, bahkan membuatnya merasa trauma.
"Kecewa. Lebih baik anak bawa makan sendiri, daripada berisiko sakit begini," jelas Juharti.
Sekolah irit bicara
Salah satu guru dari SMKN Palang, Zainal, mengonfirmasi bahwa kejadian tersebut memang terjadi.
Meskipun demikian, ia memilih untuk tidak memberikan banyak komentar, karena penjelasan lengkap akan disampaikan oleh pihak berwenang.
"Saya hanya mengantar siswa. Nanti detailnya bisa ditanyakan ke penyedia makanan," ujar Zainal ketika ditemui di rumah sakit.
Menurut informasi yang dikumpulkan, menu utama MBG pada hari itu terdiri dari nasi goreng, telur mata sapi, tahu, tempe, irisan timun, dan dua buah anggur.
Beberapa siswa dilaporkan sempat mengeluhkan nasi goreng yang diduga sudah basi. Ketika mereka meminta penggantian, pihak SPPG justru memberikan nasi dalam kondisi yang sama.
Hingga saat ini, pihak SPPG belum memberikan tanggapan resmi terkait insiden tersebut.
Dinas Kesehatan memberikan penjelasan
Saat ini, drg. Roikan yang menjabat sebagai Plt Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban, telah menerima laporan terkait masalah tersebut.
Namun, ia belum siap memberikan komentar lebih lanjut karena proses penyelidikan masih berlangsung.
"Kita dalami secara lab, nanti kalau sudah keluar coba kita konfirmasi. Nunggu pemeriksa dulu," pungkasnya.
TEBAK SKOR BOLA BERHADIAH UANG 1.5 JUTA RUPIAH , KLIK DISINI !!!