Selat Hormuz Akan Ditutup Pemerintah Iran dan Akan di Pasang Ranjau Laut
Sekitar 20 persen pasokan energi global melewati selat ini. Jika ditutup, dampaknya bisa sangat besar, termasuk kenaikan harga energi.
Laporan Reuters yang mengutip dua pejabat Amerika Serikat menyebut bahwa militer Iran tengah memuat ranjau laut ke kapal-kapal mereka di Teluk Persia, tak lama setelah Israel melancarkan serangan rudal pertama ke Iran pada 13 Juni lalu.
Walau ranjau tersebut belum digunakan atau ditempatkan di laut, langkah ini menunjukkan bahwa Iran mungkin benar-benar mempertimbangkan untuk menutup Selat Hormuz yang merupakan jalur penting bagi pengiriman minyak dan gas dunia.
Sekitar 20 persen pasokan energi global melewati selat ini. Jika ditutup, dampaknya bisa sangat besar, termasuk kenaikan harga energi dunia dan terganggunya perdagangan internasional.
Namun hingga kini belum diketahui apakah ranjau-ranjau itu masih ada di kapal atau sudah diturunkan. Para pejabat AS tidak menjelaskan secara pasti bagaimana informasi ini diperoleh, tapi biasanya data semacam ini dikumpulkan lewat citra satelit atau informasi dari mata-mata di lapangan.
Mengutip laman Aljazeera, dua pejabat tersebut juga menyebutkan bahwa mungkin saja Iran hanya ingin menakut-nakuti, dengan tujuan memberi kesan bahwa mereka serius ingin menutup selat itu, padahal tidak benar-benar berniat melakukannya.
Di sisi lain, bisa juga Iran memang sedang bersiap-siap, jika sewaktu-waktu para pemimpinnya memutuskan untuk mengambil langkah militer lebih lanjut.
Dampak Dirasakan Indonesia
Rencana penutupan Selat Hormuz yang akan dilakukan oleh pemerintah Iran berpotensi mempengaruhi pasokan minyak dunia termasuk Indonesia. Hal ini dikatakan Menteri Luar Negeri, Sugiono.
"Penutupan Selat Hormuz apabila dilakukan oleh pemerintah Iran akan berpengaruh terhadap pasokan minyak kita di Indonesia karena impor minyak Pertamina juga melintasi Selat Hormuz. Sekitar 20,4 persen," kata Sugiono saat rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta seperti ditulis Antara, Senin (30/6).
Menlu menjelaskan, rencana penutupan Selat Hormuz juga berpotensi mengganggu 20 persen pasokan minyak dunia yang melintasi wilayah tersebut.
Menurut Sugiono, pemerintah Indonesia terus mengamati konflik di kawasan Timur Tengah. "Kita juga terus mencermati gencatan senjata dan perdamaian yang saat ini sedang berlangsung di kawasan," katanya.
Sugiono berharap gencatan senjata dan perdamaian tersebut dapat berlangsung lebih lama.
Parlemen Iran sebelumnya menyetujui rancangan undang-undang (RUU) untuk menutup Selat Hormuz bagi lalu lintas angkatan laut, menyusul serangan udara Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir di Iran, menurut pernyataan seorang anggota parlemen senior pada Minggu (23/6).
Selat Hormuz adalah selat yang memisahkan Iran dengan Uni Emirat Arab dan terletak di antara Teluk Oman dan Teluk Persia. Selat ini merupakan satu-satunya jalur untuk mengirim minyak keluar Teluk Persia.
TEBAK SKOR GRATIS BERHADIAH UANG 1.5 JUTA RUPIAH , KLIK DISINI !!!