Trump Tak Ingin Lagi Dekat-dekat Elon Musk
Donald Trump dan CEO Tesla serta SpaceX, Elon Musk, mencapai titik panas. Dalam pernyataan terbarunya, Trump secara terbuka menyatakan bahwa ia tidak ingin lagi memiliki hubungan atau berurusan dengan Elon Musk, menandai keretakan serius dalam hubungan keduanya yang sebelumnya dikenal cukup erat.
Dalam sebuah wawancara dengan media konservatif AS, Trump menyebut Musk sebagai “orang yang tidak tahu berterima kasih” dan “berpikir dirinya lebih besar dari negara”. Trump mengatakan:
“Saya yang membuka banyak pintu untuknya, tapi sekarang dia malah menyerang saya. Saya tidak butuh orang seperti Elon Musk di sekitar saya.”
Pernyataan ini disampaikan tak lama setelah Musk mengkritik rencana kebijakan fiskal Trump yang dianggap “mengancam stabilitas ekonomi AS” karena defisit anggaran yang semakin membengkak.
Latar Belakang Konflik
Hubungan antara Musk dan Trump mulai memburuk ketika:
- Musk secara terbuka menolak mendukung RUU pengeluaran besar yang didukung Trump.
- Trump memperingatkan akan mencabut kontrak-kontrak federal untuk perusahaan-perusahaan Musk, seperti SpaceX dan Tesla, jika sang miliarder mendukung kubu Demokrat.
- Musk kemudian membalas dengan sindiran tajam di platform X (dulu Twitter), menyebut Trump sebagai “penghalang efisiensi” dalam birokrasi negara.
Dampak ke Dunia Bisnis dan Politik
1.Kontrak Federal Terancam
SpaceX dan Tesla memiliki kontrak besar dengan pemerintah AS, dan ketegangan ini bisa mempengaruhi keberlangsungan proyek-proyek tersebut.
Analis menilai komentar Trump bisa berdampak pada kepercayaan investor.
2.Pemilu 2024 dan Posisi Elon Musk
Musk sebelumnya adalah pendukung Trump, bahkan sempat disebut-sebut menjadi penasihat informal.
Namun kini, Musk justru disebut lebih condong mendukung kandidat netral atau reformis, menjauhi politik partisan.
3.Reaksi Publik
Di media sosial, reaksi publik terbagi. Pendukung Trump mengecam Musk sebagai “pengkhianat”, sementara pendukung Musk menyebut Trump “tidak stabil dan impulsif”.
Profesor Politik dari Harvard, Linda Barrows, menyatakan:
“Ini bukan sekadar perseteruan personal. Ini adalah simbol pertarungan antara kekuatan teknologi dan kekuasaan politik konservatif di Amerika.”
Pernyataan Trump bahwa ia tidak ingin lagi dekat-dekat Elon Musk menandai perpecahan permanen dalam hubungan dua tokoh besar AS ini. Ketegangan ini mencerminkan dinamika yang semakin kompleks antara dunia bisnis teknologi dan politik nasional.
Akankah Musk tetap berpengaruh dalam pemerintahan mendatang? Atau justru ia akan memilih jalur sendiri di luar politik?
TEBAK SKOR GRATIS BERHADIAH UANG 1 JUTA RUPIAH , KLIK DISINI !!!