Header Ads

Header ADS

Tembus 412,09 Juta Dolar AS Surplus Dagang Luar Negeri Di Lampung

 


Neraca perdagangan luar negeri Provinsi Lampung mencatat surplus besar pada Maret 2025. 


Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai ekspor Lampung mencapai 578,05 juta dolar Amerika Serikat (AS), jauh melampaui nilai impor yang hanya sebesar 165,95 juta dolar AS.


"Surplus neraca perdagangan Lampung pada Maret 2025 mencapai 412,09 juta dolar AS," kata Ketua Tim Statistik Distribusi BPS Lampung, Muhammad Ilham Salam dikutip dari RMOLLampung , Minggu 4 Mei 2025.


Surplus terbesar disumbang dari perdagangan dengan kelompok negara lainnya sebesar 278,81 juta dolar AS, disusul Uni Eropa sebesar 58,96 juta dolar AS, dan negara-negara ASEAN sebesar 52,26 juta dolar AS.


Nilai ekspor pada Maret 2025 mengalami peningkatan signifikan sebesar 11,61 persen dibanding Februari 2025 yang tercatat 517,93 juta dolar AS.


Terdapat 10 komoditas utama yang mendominasi ekspor Lampung, yakni lemak dan minyak hewan/nabati; kopi, teh, dan rempah-rempah; bahan bakar mineral; ampas dan sisa industri makanan; olahan sayuran, buah, dan kacang.


Kemudian, pulp dari kayu; produk kimia; karet dan produk turunannya; kayu dan barang dari kayu; ikan, krustasea, dan moluska.


Negara tujuan utama ekspor Lampung di antaranya Amerika Serikat, India, Pakistan, Belanda, Inggris, China, Bangladesh, Vietnam, Filipina, dan Selandia Baru.


Secara sektoral, ekspor juga mengalami peningkatan di seluruh lini: sektor industri pengolahan naik 15,94 persen; sektor pertambangan dan lainnya naik 4,40 persen; serta sektor pertanian naik 3,68 persen.


Sementara itu, nilai impor Provinsi Lampung pada Maret 2025 justru anjlok tajam. Nilai impor tercatat hanya 165,95 juta dolar AS, turun 41,49 persen dibanding Februari 2025 yang sebesar USD 283,62 juta.


“Jika dibandingkan dengan Maret 2024 (331,81 juta dolar AS), impor tahun ini bahkan merosot hampir setengahnya, turun 49,99 persen,” kata Ilham.


Adapun negara pemasok barang impor ke Lampung paling besar antara lain Angola (68,27 juta dolar AS), Amerika Serikat (16,71 juta dolar AS), Brasil (16,28 juta dolar AS), Australia (14,60 juta dolar AS), serta Uni Emirat Arab (13,44 juta dolar AS).


“Dari sisi jenis barang, penurunan terjadi pada impor bahan baku/penolong sebesar 44,75 persen dan barang modal sebesar 28,99 persen. Sementara itu, impor barang konsumsi justru melonjak tajam hingga 984,61 persen,”


RAHASIA PEBISNIS SUKSES SELALU



Diberdayakan oleh Blogger.