Header Ads

Header ADS

Jika 10 Tahun Lalu Investasi USD 1.000 di Bitcoin, Seberapa Kaya Kamu Sekarang?


 Jakarta – Bitcoin kembali mencetak rekor baru setelah menembus harga USD 100.000 per koin pekan ini. Kenaikan ini sangat signifikan dibandingkan satu dekade lalu. Jika kamu membeli Bitcoin 10 tahun lalu, berapa besar keuntungan yang bisa didapat?

Pada Rabu malam, Bitcoin mencapai tonggak sejarah dengan melampaui angka enam digit untuk pertama kalinya. Sepanjang Kamis, harganya bahkan sempat menyentuh USD 103.844 per koin, sebelum turun sedikit ke kisaran USD 99.000 pada Jumat pagi, menurut data dari CoinMetrics.

Mengutip CNBC (Sabtu, 1/2/2025), berikut perhitungan investasi USD 1.000 dalam Bitcoin berdasarkan harga mata uang digital tersebut pada 5 Desember 2024, yakni USD 101.564 per koin:

  • Jika berinvestasi 1 tahun lalu

    • Kenaikan: 130%
    • Total nilai investasi sekarang: USD 2.305
  • Jika berinvestasi 5 tahun lalu

    • Kenaikan: 1.272%
    • Total nilai investasi sekarang: USD 13.717
  • Jika berinvestasi 10 tahun lalu

    • Kenaikan: 26.738%
    • Total nilai investasi sekarang: USD 268.384

Jika dikonversikan ke rupiah dengan asumsi kurs Rp 16.300 per USD, maka investasi Rp 16,3 juta di Bitcoin 10 tahun lalu kini bernilai sekitar Rp 4,37 miliar. Fantastis, bukan?

Perbandingan dengan Indeks S&P 500

Sebagai perbandingan, berikut perubahan nilai indeks S&P 500, yang sering dijadikan tolok ukur pasar saham secara keseluruhan:

  • Kenaikan dalam 1 tahun: 33%
  • Kenaikan dalam 5 tahun: 95%
  • Kenaikan dalam 10 tahun: 193%

Dari data ini, terlihat jelas bahwa kenaikan Bitcoin jauh melampaui pertumbuhan indeks saham utama seperti S&P 500.


Apa yang Mendorong Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi?

Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga Bitcoin adalah adopsi oleh lembaga keuangan besar.

Sejumlah perusahaan investasi ternama seperti BlackRock, Invesco, dan Fidelity Investments meluncurkan Exchange Traded Fund (ETF) Bitcoin spot pertama pada Januari 2025. ETF ini memungkinkan investor untuk berinvestasi dalam Bitcoin tanpa harus memiliki aset kripto secara langsung.

Menurut Douglas Boneparth, Presiden Bone Fide Wealth dan anggota Dewan Penasihat Keuangan CNBC, kehadiran ETF Bitcoin membuat lebih banyak investor dapat mengakses Bitcoin dengan mudah. Seiring meningkatnya permintaan, harga Bitcoin pun melonjak.

Meski begitu, Bitcoin tetap dikenal dengan volatilitasnya yang tinggi. Pada November 2021, Bitcoin pernah mencapai harga USD 69.000, sebelum anjlok sekitar 75% akibat runtuhnya bursa kripto FTX pada November 2022.

Namun, sejak saat itu, Bitcoin telah mengalami pemulihan yang stabil dan mencatat kenaikan sekitar 125% dari tahun ke tahun, menurut CoinMetrics.


Harga Bitcoin Berpotensi Menuju USD 145.000, Simak Momentumnya

Saat ini, harga Bitcoin berada di kisaran USD 100.000 atau setara Rp 1,62 miliar (asumsi kurs Rp 16.220 per USD). Namun, riset menunjukkan bahwa pasar belum mengalami euforia ekstrem seperti yang terjadi pada puncak bull market sebelumnya pada 2013, 2017, dan 2021.

Data dari CryptoQuant mengungkapkan bahwa investor baru—yang dilacak melalui output transaksi yang belum dibelanjakan—belum mencapai level tertinggi seperti yang terlihat pada periode kenaikan besar sebelumnya.

Harga Bitcoin telah bergerak stagnan selama lebih dari dua bulan, memicu harapan akan terobosan harga. Para analis memperkirakan bahwa jika harga Bitcoin berhasil ditutup di atas USD 110.000, maka ini bisa membuka jalan bagi reli lebih lanjut hingga USD 145.000 atau Rp 2,35 miliar.

Analis CryptoQuant, Jelle, menyoroti pola panji bullish, di mana jika Bitcoin menembus level tersebut, target berikutnya kemungkinan besar mencapai USD 145.000.


Investor Bitcoin Jangka Pendek & Potensi Kenaikan Harga

Secara historis, puncak pasar Bitcoin biasanya ditandai dengan dominasi pemegang jangka pendek (kurang dari tiga bulan) yang mencapai lebih dari 70%. Saat ini, angka tersebut baru sekitar 50%, mengindikasikan bahwa pasar masih memiliki ruang untuk tumbuh sebelum mencapai puncaknya.

Data dari Glassnode juga menunjukkan bahwa jumlah Bitcoin yang dipegang oleh investor baru masih jauh di bawah level tertinggi sepanjang masa. Meskipun partisipasi investor baru meningkat, CryptoQuant menilai belum ada tanda-tanda kegilaan beli berlebihan yang biasanya menandai puncak bull market.

"Ini menunjukkan harga Bitcoin masih memiliki potensi kenaikan lebih lanjut, tetapi pedagang harus tetap waspada terhadap keseimbangan antara kepemilikan jangka pendek dan jangka panjang sebagai indikator potensi puncak pasar," kata CryptoQuant dikutip dari Yahoo Finance (Kamis, 30/1/2025).


Investor Perlu Waspada

Meskipun sentimen pasar tetap positif, CryptoQuant mengingatkan bahwa investor harus tetap waspada terhadap indikator yang biasanya menandakan akhir siklus bull market.

Jika jumlah investor baru melonjak drastis dan persentase pemegang jangka pendek meningkat pesat, ini bisa menjadi tanda bahwa pasar mendekati puncaknya.

Namun, untuk saat ini, pergerakan harga Bitcoin belum mencerminkan euforia spekulatif seperti pada puncak sebelumnya. Para analis percaya bahwa pertumbuhan Bitcoin kali ini lebih stabil dibandingkan kenaikan tajam yang diikuti oleh penurunan drastis dalam siklus sebelumnya.

Sejumlah pedagang tetap berhati-hati dan menunggu konfirmasi penembusan harga sebelum meningkatkan eksposur mereka ke Bitcoin.

Apakah Bitcoin akan terus meroket hingga USD 145.000 atau mengalami koreksi besar? Yang pasti, tren pasar saat ini menunjukkan bahwa investor masih memiliki optimisme tinggi terhadap Bitcoin di masa depan.

Diberdayakan oleh Blogger.